Selasa, 18 Juni 2013

GUNUNG HALAT Perbatasan Kalsel-tim

Pada sebuah curug di sebuah hutan belantara yang di kelilingi pegunungan, duduk bersila seorang pertapa yang bertubuh besar dan berperawakan gagah dengan pakaian kulit kayu ,tubuhnya sangat besar untuk ukuran manusia jaman sekarang sehingga dapat di katakan dengan manusia raksasa lebar dadanya mencapai lima jengkal kita saat ini.
Pertapa tersebut bernama tilan bertapa ditempat tersebut untuk meminta petunjuk kepada dewata untuk mendapatkan pasangan hidup yang hingga berumur hampir 45 tahun belum mendapatkan jodoh sebagai pendamping di kehidupannya
Bertahun-tahun tilan bertapa di tempat tersebut belum juga diterimanya petunjuk dari dewata namun tilan tetap tidak putus asa dan tetap bersabar meneruskan tapa bratanya untuk mencapai kesempurnaan hidupnya.” Hai...anak muda apa yang kau lakukan ditempat ini” seorang tua dengan tubuh yang sama besar  dengan suara lantang menggelegar merontokan dedaunan sekeliling pertapaan dan  membangunkan tapa brata tilan sampai-sampai mementalkan tubuh tilan mencapai puluhan jengkal tingginya dari batu tempatnya duduk sejak puluhan tahun yang lalu.
Mendapati keadaan ini tilan yang kaget dan baru terbangun dari bertapa kontan waspada “ siapa manusia ini bukan manusia sembarangan ,suaranya saja bisa mengangkat berat tubuhku hingga puluhan jengkal “ batinnya
“ mohon maaf atas kedangkalan pengetahuan hamba terhadap luasnya dunia ,dalamnya laut dan dan tingginya langit. pak tua, sekali lagi mohon dimaafkan berhadapan dengan siapa  gerangan orang gagah yang ada dihadapan hamba saat ini,......? tilan bertanya terhadap orang baru saja mengeluarkan suara menggelegar membangunkan segala tapabratanya.
“ Aku penguasa hutan dan ratusan gunung diwilayah ini ,semua orang tau namaku mratung “ sahut oarng yang baru datang itu.dengan nada yang tinggi dan sedikit sombong.”kenapa engkau berada disini tidak meminta ijin kepadaku sebagai penguasa wilayah ini” lanjutnya dengan pertanyaan yang memojokan tilan dengan posisinya saat itu.
“sekali lagi mohon dimaafkan ketidak tahuaan saya yang buta akan peradapan wilayah ini pak tua , karena saya sudah puluhan tahun berada diwilayah ini dan tidak pernah berjumpa dengan seorangpun ditempat ini ,” jelas tilan pada pak tua yang ternyata bernama marlung itu.” Selain itu saya adalah seorang pengembara yang berasal dari negri jauh dari sini .” lanjutnya.
“Baiklah anak muda kumaafkan segala ketidak tahuan mu”,” Tapi aku akan mengajukan beberapa pertanyaan yang harus kau jawab dengan jujur “ucap mratung pada anak muda yang baru dikenalnya beberapa saat ditempat tersebut.” Yang pertama apa tujuanmu bertapa ditempat wilayah kekuasaanku ini,”mratung menyampaikan pertanyaan yang pertama.
“ Yang mulia pak tua , yang menjadi tujuan utama saya yang hina ini bertapa ditempat ini adalah untuk mendapatkan petunjuk dari yang maha kuasa tentang dimana beradanya jodoh hamba karena hingga usia hamba yang sudah mencapai usia 45 tahun ini belum juga bertemu dengan  wanita yang berjodoh dengan hamba “jawab tilan panjang lebar penuh kejujuran.
Dalam hati orang tua ini mengakui kerendahan hati dan kejujuran hati anak muda yang ada dihadapannya ,akhirnya timbul rasa iba dihati orang tua ini sehingga ia menghentikan pertanyaannya sampai disitu dahulu sambil berucap kepada anak muda itu,” hai anak muda kuakui apa yang telah kau katakan tadi adalah sebuah kejujuran dan kerendahan hatimu ,untuk itu aku mengijinkan engkau untuk meneruskan tapa bratamu di wilayahku ini semoga berhasil apa yang engkau inginkan  ,namun aku akan datang lagi untuk menemuimu pada 12 purnama mendatang, untuk menyampaikan beberapa pertanyaan lagi.
“ baiklah pak tua “ ucap tilan sambil meletakan kedua tangannya kedepan dada memberikan hormat .
Tiddak disadari oleh tilan saat dia bersikap memberikan hormat tadi, saat itulah orang tua yang bernama mratung itu pergi dengan cepat menggunakan ilmu yang dimiliki hingga saat tilan mendongakan kepala orang tua itu sudah tidak berada ditempat.
‘sungguh luar biasa tinggi ilmu pak tua itu hingga tidak kuketahui kapan perginya dan kearah mana....? “dalam hati tilan berkata sambil mengambil sikap duduk pada tempat semuala untuk melanjutkan tapabratanya .
Namun kali ini pikiran dan konsentarsinya tidak lagi terpusat pada tujuan semuala,tapi lebih terpokus pada keberadaan orang tua yang baru ditemuinya beberapa saat tadi .
Dalam tapanya tilan masih tetap bertanya tanya siapa gerangan marlung yang telah dijumpainya itu,benarkah orang tua itu penguasa wilayah hutan dan barisan ratusan gunung diwilayah ini....? semua tanya berada dalam alam pikirannya saat itu.yang pali membuat hatinya sedikit merasa terbuka dan lega adalah ternyata benar bahwa di dunia ini masih ada orang yang berujud raksasa seperti dirinya,dan itu membuat pikirannya berpikir jika ada orang lain yang berujud sama  besar dengan dirinya tidak mungkin Tuhan juga tidak menciftakan orang lain lagi yang berujud seperti itu dengan jenis kelamin wanita.  
Dari pertemuannya dengan orang tua yang sama besarnya dengan dia semakin lama tilan terpekur dalam tapanya semakin yakin pula bahwa pada saatnya dia akan menemukan apa yang dicarinya selama ini.
“hai....!! ,siapa kau .” seseorang bangunkan tilan dari tapabratanya .
Pelan sembari menarik napas dalam tilan menolehkan kepala kearah suara yang mengusiknya,sembari bangkit dari posisi duduknya.
“Maafkan hamba yang hina ini,hamba diberi nama oleh orang tua hamba dengan nama Tilan ,ada apa gerangan ......! “
“Sudah berapa lama kau berada ditempat ini hai anak muda....? dan apa yang kau cari ditempat ini ......?” seorang perempuan  tua yang mengenakan pakaian  dari kulit kayu dengan rambut awut-awutan tak teratur menghujani Tilan dengan beberapa pertanyaan sekaligus.
“ hamba berada disini bertujuan untuk mencari jodoh untuk hamba sebagai pendamping hidup nanti,dan hamba berada disini sudah sekitar 17 purnama,maafkan jika kehadiran hamba disini tidak berkenan di hati anda ..? jawab tilan dengan nada merendah.
“baiklah anak muda teruskan saja tapabratamu aku pergi ,dan semoga berhasil...” belum hilang suara perempuan tua itu namun sosoknya sudah lenyap dari pandangan.
Kembali kedatangan orang tua bertubuh besar ini membuat hati tilan semakin yakin bahwa masih ada satu perempuan muda yang diciftakan oleh Sang Pencifta untuk menjadi jodohnya maka semakin kuat pula batinnya terhadap pencifta yang telah menciftakan manusia berpasang-pasangan.
Tidak terasa sudah hampir puluhan purnama dilalui dalam tapanya belum juga  ditemuinya satu petujuk yang berarti dimana keberadaan jodoh yang diharapkan oleh pertapa tersebut. Dan selama ini sudah sepasang manusia yang sama besar ditemuinya ditempat tersebut ,namun batinnya berharap lagi akan bertemu dengan seorang manusia dengan dia namun dengan kesamaan besarnya dengannya..
Suatu saat telinganya yang sudah mulai terlatih terhadap suara sekitar mendengar satu suara kecil diantara suara-suara alam yang lain .Pertapa itu mempertajam indra pendengarannya untuk mengenali suara dan bersumber dari mana berasal sampai daun telinganya bergetar.
Tilan bangkit dari sikap tapanya melngkah menyusuri jalan menyibakan dedaunan perlahan agar tidak menimbulkan suara baru diantara suara-suara yang sudah ada.hingga langkah tilan terhenti mendapati di balik pohon terdengar suara senandung perempuan bernada sendu.
Senandung itu terus didengarkan tilan mengharap segera usai agar ia dapat segera mendekat dan melihat dengan jelas pemilik suara merdu dalam rimba tersebut.
Tak terasa sepenanak nasi Tilan diam terpaku ditempat tersebut belum usai jua senandung perempuan itu akhirnya pemuda raksasa itu melangkah mendekat dengan hati-hati agar kehadirannya tidak mengganggu perempuan muda dengan tubuh besar namun berkulit bersih berambut panjang hitam legam jika berdiri mungkin mencapai tumit kaki.
“siapa itu...” tegur wanita itu saat telinganya menangkap suara dari balik pohon dimana tilan berada.
“maafkan saya nona, suara nona yang sendu membuat saya tertarik untuk mengetahui siapa pemilik suara itu ternyata nona yang cantik ini adanya.” Jawab tilan mengandung sebuah rayuan.dalam hatinya tialan berkata mungkin ini jodoh yang di takdirkan oleh Sang Pencifta kepadaku.
“ saya bertanya siapa anda yang bersembunyi di balik pohon tanpa berani datang terus terang dan tujuan anda sebenarnya apa .....? balas gadis itu sedikit ketus.
“ baiklah nona namaku tilan ,aku datang dari curuk disebelah lembah sana “ sambil tangannya menunjuk dari mana dia datang “tujuanku bertapa minta petunjuk kepada sang pencifta keberadaan jodoh saya .semua pertanyaan nona sudah saya jawab sekarang saatnya saya minta tolong jelaskan siapa nona ini adanya dan berasal dari mana .....?” lanjut tilan sembari balik bertanya kepada wanita dihadapannya.
“ namaku ambar aku berasal dari daerah sebelah bukit ini orang tuaku bernama mratung ,apalagi yang ingin kau ketahui tentang aku,”jawab ambar mulai bersikap lunak pada pria yang baru dikenalnya .
Sikap inilah yang membuat hati tilan sedikit lega karena awalnya ambar bersikap ketus terhadap dirinya ada sebersit harap dalam diri tilan mendapati sikap ambar yang berubah lunak terhadapnya.namun ada satu kekagetan mendapati bahwa gadis yang ditemuinya adalah putri seorang tua sakti yang pernah menemuinya dan masih menyisakan beberapa pertanyaan yang belum dilontarkan padanya.
Sejenak waktu pandangan Tilan beradu pada pandangan mata gadis yang baru ditemuinya itu berdegup kencang memburu bercambur aduk dengan tingkah yang agak tersipu begitu pula ambar ketika pandangan keduanya beradu gadis tersebut menunjukan wajah merah semunya dan tertunduk malu.
“Ambar...!! “ teriak seseorang dengan suara yang menggelegar menerbangkan daun-daun  kering di tempat tersebut .begitu hebatnya bentakan yang disertai dengan tenaga dalam tingkat tinggi itu membuat kedua muda-mudi yang sedang asyik beradu pandang tersurut mundur sehingga jarak mereka semakin berjauhan padahal keduanya belum sempat saling berkenalan .
belum hilang keterkejutannya Tilan dikagetkan lagi dengan munculnya seorang pemuda yang juga bertubuh besar yang juga mengenakan pakaian dari kulit kayu yang di buat sedemikian rupa, berdiri tegak tidak jauh di hadapan antara Ambar dan Tilan berdiri.
“siapa kamu ........?” pemuda yang baru datang sambil melototkan matanya pada orang dihadapannya.
‘Aku bernama tilan dan kisanak sendiri siapa jika aku boleh tau .......” jawab Tilan sembari bertanya.
“ perlu kau ketahui aku adalah putra dari Mratung penguasa wilayah ini namaku Marlung dan perlu kau ketahui bahwa gadis yang ada di hadapanmu itu adalah adik kandungku.......” jawab marlung mengenalkan siapa sebenarnya.
“ o......Maafkan ketidak tahuan ku,dan saya tidak berbuat apa-apa terhadap adik kisanak tadi ,kami baru saja bertemu dan baru berkenalan di tempat ini “ sedikit terkejut Tilan jika yang datang dihadapannya ini ternyata adalah kakak kandung gadis yang baru di jumpainya saat itu.
“ lalu apa maksud kedatanganmu ditempat ini .....? “ marlung sekali lagi melontarkan satu pertanyaannya.
“ Saya datang dari negri jauh di seberang  ketempat ini untuk melakukan tapabrata meminta petunjuk kepada Yang Maha Esa,agar diberikan petunjuk dimana beradanya jodoh untuk hamba manusia yang bertubuh besar ini ,ternyata tidak disangka di tempat ini hamba dipertemukan dengan satu keluarga yang memiliki tubuh sama besar dengan hamba yang kebetulan memiliki anak gadis juga sama besar dengan hamba.” Jelas Tilan atas pertanyaan Marlung.
“lalu bagaimana maksudmu...?” ucap marlung lagi .
“ hamba bermaksud meminta ijin  kepada ayah kisanak  kelurga kisanak untuk menyunting anak kisanak “ jawab Tilan melanjutkan.
Mendengar ini  wajah Marlung tampak menunjukan wajah yang kurang senang sambil berkata “ Perlu kau ketahui hai anak muda jauh disebelah bukit sana “ sambil menunjukan bukit yang jauh terlihat biru di ujung pemandangan mata “kami tinggal satu kelompok manusia yang rata-rata memiliki tubuh sama besar dengan kita,pergilah kesana disana akan kau jumpai manusia-manusia yang sama besar dengan kita juga banyak anak-anak gadisnya yang dapat kau persunting jika kau mau.namun jika kau bersikeras untuk mempersunting adik kandungku kau harus berhadapan denganku dulu,untuk mengadu Ilmu kanuragan agar kami tidak salah pilih menerimamu sebagai anggota keluarga kami,selain itu kami belum tau kau dari mana dan dari keluarga siapa.....?
Mendengar jawaban ini Tilan tampak termenung dan berfikir cukup lama dalam hatinya, hanya gadis inilah  yang ditunjukan oleh Yang Maha Kuasa kepadanya dan jika harus menghadapi kakak kandungnya untuk mengadu olah kanuragan terpaksa harus dilakukan jika itu yang harus menjadi salah satu syarat agar dapat mempersunting Ambar.
“baiklah jika hamba harus berhadapan dengan kisanak untuk mendapatkan Ambar itu akan hamba lakukan karena hamba sudah terlanjur meyakini bahwa Ambarlah gadis yang telah dikirimkan kepada hamba sebagai jawaban atas tapabrata hamba di curuk dalam hutan sana “ akhirnya Tilan mengambil keputusan untuk mengadu ilmu kanuragan dengan marlung untuk mendapatkan apa yang selama ini dilakukannya di hutan tersebut.
Tiddak beberapa lama keduanya sudah terlibat dalam pertempuran ilmu yang cukup membuat kagum bagi yang melihatnya namun di mata Ambar itu adalah hal yang sudah biasa karena ia dibesarkan pada dunia seperti ini.suasana pertempuran tingkat tinggi ini menumbang banyak pohon akibat terkena pukulan-pukulan tenaga dalam tinggi yang dimiliki oleh keduanya.
Pertempuran di huatan itu berjalan berminggu-minggu bahkan hampir berbulan-bulan lamanya hingga semakin lama semakin meluas lokasi pertempuran mereka bahkan telah mendekati curuk dimana tempat Tilan melakukan tapa bratanya .Pada suatu kesempatan keduanya sama-sama mengeluarkan ilmu tingkat tinggi ,saat keduanya sama – sama mengangkat tangan tampak cahaya putih menyilaukan mata sebatas siku yang kemudian dilontarkan dan beradu ,namun dari beradunya kedua hawa pukulan yang mengandung ilmu pukulan tenaga dalam tinggi tersebut mengenai sebatang pohon besar yang berdiri kokoh.Aneh.....pohon tersebut langsung hangus terbakar  dan roboh terbelah dua dengan warna yang berbeda belahan pertama roboh kearah utara sedang yang sebelah lagi kearah selatan .Sebelah utara berwarna merah sedangkan yang kesebelah selatan berwarna agak kehitaman.
Saat pertempuran keduanya telah berjalan hampir  tiga purnama masing-masing mengeluarkan ilmu malih rupa yang diyakini merupakan ilmu pamungkasnya Tilan berubah wujudnya menyerupai seekor ikan yang memiliki mulut yang lancip dan pada punggung memiliki duri-duri tajam serta pada tubuhnya yang tidak bersisik sedangkan marlung merubah ujudnya menjadi seekor belut yang besar namun memiliki kepala yang menyerupai kepala ikan gabus dengan tubuh yang bulat  panjang.
Keduanya menceburkan diri kedalam curug dimana Tilan bertapa beberapa purnama yang lewat .Di dalam curug tersebut keduanya saling belit dan tusuk dengan senjata masing-masing sehingga air curug terlihat bergejolak .pada saat itulah datang dua bapak dan anak Mratung dan Ambar .
Melihat keadaan ini mratung jadi murka dan membentak keduanya “ hentikan....!” .Namun keduanya tidak mendengarkan teriakan orang tua ini padahal teriakan ini disertai dengan pengerahan tenaga dalam tinggi “ Hei...Hentiiiiiiikan !...” teriak martung untyuk yang kedua kalinya kali ini pengerahan tenaga dalamnya ditingkatkan hingga tingkat terakhir yang dimilikinya “ Namun keduanya seolah tidak mendengarkan teriakan ini padahal dari teriakan ini berakibat pohon-pohon besar disekitar tempat tersebut bergoyang hebat.
“ baiklah jika kalian tidak mau menghentikan perkelahiaan kalian jangan salahkan aku jika kalian tidak mampu kembali keujud semula ....” sambil mengangkat kedua tangannya mratung membacakan mantranya .tangannya mengeluarkan cahaya keemasan yang tak berselang lama diarahkannya tangan itu kedalam sebuah curug dimana telah terjadi pertempuran yang hebat antara Tilan dan Marlung.
Sesaat air dalam cerug terlihat tenang Mratung mendekatinya dan memasukan kedua  tangannya.memisahkan keduanya sambil berkata “ selamanya ujud kalian akan seperti ini dan kalian harus meninggalkan tempat ini dengan menggunakan kesaktian kalian untuk mengeringkan curug ini agar tetap bersih tidak ternoda oleh bekas luka  tubuh-tubuh kalian yang bertempur disini “.
Akhirnya keduanya memisahkan diri kearah utara dan selatan membuat jalan dengan tenaga – tenaga yang tersisa dari pertempuran .Dari jalan yang dibuat inilah terbentuk aliran sungai kedua arah, keutara saat ini dikenal dengan nama sungai maliri yang banyak terdapat ikan malung dan di sungai arah ini tidak akan ditemui ikan tilan sebaliknya sungai yang mengarah keselatan  dinamakan sungai pupuh yang banyak dijumpai ikan tilan namun disungai ini juga  tidak akan ditemui ikan malung.
Dari cerita orang-orang terdahulu diperbatasan gunung halat ini bisa ditemui satu pohon besar yang bercabang dua namun berlainan jenis daunnya dan hanya dapat dilihat oleh orang yang awas atau mempunyai ilmu kebathinan yang tinggi.dan tempat tersebut saat ini menjadi salah satu perbatasan antar kalimantan timur dan kalimantan selatan.
Selain pada akhir-akhir ini terkadang masih dijumpai tanda-tanda adanya mahluk yang berujud raksasa namun terlihat samar dan hanya orang-arang tertentu  saja  yang menjumpai,di daerah sekitaran gunung halat  tersebut
 ....@  

0 komentar:

Posting Komentar