Pada
sebuah curug di sebuah hutan belantara yang di kelilingi pegunungan,
duduk bersila seorang pertapa yang bertubuh besar dan berperawakan gagah
dengan pakaian kulit kayu ,tubuhnya sangat besar untuk ukuran manusia
jaman sekarang sehingga dapat di katakan dengan manusia raksasa lebar
dadanya mencapai lima jengkal kita saat ini.
Pertapa
tersebut bernama tilan bertapa ditempat tersebut untuk meminta petunjuk
kepada dewata untuk mendapatkan pasangan hidup yang hingga berumur
hampir 45 tahun belum mendapatkan jodoh sebagai pendamping di
kehidupannya
Bertahun-tahun
tilan bertapa di tempat tersebut belum juga diterimanya petunjuk dari
dewata namun tilan tetap tidak putus asa dan tetap bersabar meneruskan
tapa bratanya untuk mencapai kesempurnaan hidupnya.” Hai...anak muda apa
yang kau lakukan ditempat ini” seorang tua dengan tubuh yang sama besar dengan suara lantang menggelegar merontokan dedaunan sekeliling pertapaan dan membangunkan
tapa brata tilan sampai-sampai mementalkan tubuh tilan mencapai puluhan
jengkal tingginya dari batu tempatnya duduk sejak puluhan tahun yang
lalu.
Mendapati
keadaan ini tilan yang kaget dan baru terbangun dari bertapa kontan
waspada “ siapa manusia ini bukan manusia sembarangan ,suaranya saja
bisa mengangkat berat tubuhku hingga puluhan jengkal “ batinnya
“
mohon maaf atas kedangkalan pengetahuan hamba terhadap luasnya dunia
,dalamnya laut dan dan tingginya langit. pak tua, sekali lagi mohon
dimaafkan berhadapan dengan siapa gerangan
orang gagah yang ada dihadapan hamba saat ini,......? tilan bertanya
terhadap orang baru saja mengeluarkan suara menggelegar membangunkan
segala tapabratanya.
“
Aku penguasa hutan dan ratusan gunung diwilayah ini ,semua orang tau
namaku mratung “ sahut oarng yang baru datang itu.dengan nada yang
tinggi dan sedikit sombong.”kenapa engkau berada disini tidak meminta
ijin kepadaku sebagai penguasa wilayah ini” lanjutnya dengan pertanyaan
yang memojokan tilan dengan posisinya saat itu.
“sekali
lagi mohon dimaafkan ketidak tahuaan saya yang buta akan peradapan
wilayah ini pak tua , karena saya sudah puluhan tahun berada diwilayah
ini dan tidak pernah berjumpa dengan seorangpun ditempat ini ,” jelas
tilan pada pak tua yang ternyata bernama marlung itu.” Selain itu saya
adalah seorang pengembara yang berasal dari negri jauh dari sini .”
lanjutnya.
“Baiklah
anak muda kumaafkan segala ketidak tahuan mu”,” Tapi aku akan
mengajukan beberapa pertanyaan yang harus kau jawab dengan jujur “ucap
mratung pada anak muda yang baru dikenalnya beberapa saat ditempat
tersebut.” Yang pertama apa tujuanmu bertapa ditempat wilayah
kekuasaanku ini,”mratung menyampaikan pertanyaan yang pertama.
“
Yang mulia pak tua , yang menjadi tujuan utama saya yang hina ini
bertapa ditempat ini adalah untuk mendapatkan petunjuk dari yang maha
kuasa tentang dimana beradanya jodoh hamba karena hingga usia hamba yang
sudah mencapai usia 45 tahun ini belum juga bertemu dengan wanita yang berjodoh dengan hamba “jawab tilan panjang lebar penuh kejujuran.
Dalam
hati orang tua ini mengakui kerendahan hati dan kejujuran hati anak
muda yang ada dihadapannya ,akhirnya timbul rasa iba dihati orang tua
ini sehingga ia menghentikan pertanyaannya sampai disitu dahulu sambil
berucap kepada anak muda itu,” hai anak muda kuakui apa yang telah kau
katakan tadi adalah sebuah kejujuran dan kerendahan hatimu ,untuk itu
aku mengijinkan engkau untuk meneruskan tapa bratamu di wilayahku ini
semoga berhasil apa yang engkau inginkan ,namun aku akan datang lagi untuk menemuimu pada 12 purnama mendatang, untuk menyampaikan beberapa pertanyaan lagi.
“ baiklah pak tua “ ucap tilan sambil meletakan kedua tangannya kedepan dada memberikan hormat .
Tiddak
disadari oleh tilan saat dia bersikap memberikan hormat tadi, saat
itulah orang tua yang bernama mratung itu pergi dengan cepat menggunakan
ilmu yang dimiliki hingga saat tilan mendongakan kepala orang tua itu
sudah tidak berada ditempat.
‘sungguh
luar biasa tinggi ilmu pak tua itu hingga tidak kuketahui kapan
perginya dan kearah mana....? “dalam hati tilan berkata sambil mengambil
sikap duduk pada tempat semuala untuk melanjutkan tapabratanya .
Namun
kali ini pikiran dan konsentarsinya tidak lagi terpusat pada tujuan
semuala,tapi lebih terpokus pada keberadaan orang tua yang baru
ditemuinya beberapa saat tadi .
Dalam
tapanya tilan masih tetap bertanya tanya siapa gerangan marlung yang
telah dijumpainya itu,benarkah orang tua itu penguasa wilayah hutan dan
barisan ratusan gunung diwilayah ini....? semua tanya berada dalam alam
pikirannya saat itu.yang pali membuat hatinya sedikit merasa terbuka dan
lega adalah ternyata benar bahwa di dunia ini masih ada orang yang
berujud raksasa seperti dirinya,dan itu membuat pikirannya berpikir jika
ada orang lain yang berujud sama besar
dengan dirinya tidak mungkin Tuhan juga tidak menciftakan orang lain
lagi yang berujud seperti itu dengan jenis kelamin wanita.
Dari
pertemuannya dengan orang tua yang sama besarnya dengan dia semakin
lama tilan terpekur dalam tapanya semakin yakin pula bahwa pada saatnya
dia akan menemukan apa yang dicarinya selama ini.
“hai....!! ,siapa kau .” seseorang bangunkan tilan dari tapabratanya .
Pelan sembari menarik napas dalam tilan menolehkan kepala kearah suara yang mengusiknya,sembari bangkit dari posisi duduknya.
“Maafkan hamba yang hina ini,hamba diberi nama oleh orang tua hamba dengan nama Tilan ,ada apa gerangan ......! “
“Sudah berapa lama kau berada ditempat ini hai anak muda....? dan apa yang kau cari ditempat ini ......?” seorang perempuan tua yang mengenakan pakaian dari kulit kayu dengan rambut awut-awutan tak teratur menghujani Tilan dengan beberapa pertanyaan sekaligus.
“
hamba berada disini bertujuan untuk mencari jodoh untuk hamba sebagai
pendamping hidup nanti,dan hamba berada disini sudah sekitar 17
purnama,maafkan jika kehadiran hamba disini tidak berkenan di hati anda
..? jawab tilan dengan nada merendah.
“baiklah
anak muda teruskan saja tapabratamu aku pergi ,dan semoga berhasil...”
belum hilang suara perempuan tua itu namun sosoknya sudah lenyap dari
pandangan.
Kembali
kedatangan orang tua bertubuh besar ini membuat hati tilan semakin
yakin bahwa masih ada satu perempuan muda yang diciftakan oleh Sang
Pencifta untuk menjadi jodohnya maka semakin kuat pula batinnya terhadap
pencifta yang telah menciftakan manusia berpasang-pasangan.
Tidak terasa sudah hampir puluhan purnama dilalui dalam tapanya belum juga ditemuinya
satu petujuk yang berarti dimana keberadaan jodoh yang diharapkan oleh
pertapa tersebut. Dan selama ini sudah sepasang manusia yang sama besar
ditemuinya ditempat tersebut ,namun batinnya berharap lagi akan bertemu
dengan seorang manusia dengan dia namun dengan kesamaan besarnya
dengannya..
Suatu
saat telinganya yang sudah mulai terlatih terhadap suara sekitar
mendengar satu suara kecil diantara suara-suara alam yang lain .Pertapa
itu mempertajam indra pendengarannya untuk mengenali suara dan bersumber
dari mana berasal sampai daun telinganya bergetar.
Tilan
bangkit dari sikap tapanya melngkah menyusuri jalan menyibakan dedaunan
perlahan agar tidak menimbulkan suara baru diantara suara-suara yang
sudah ada.hingga langkah tilan terhenti mendapati di balik pohon
terdengar suara senandung perempuan bernada sendu.
Senandung
itu terus didengarkan tilan mengharap segera usai agar ia dapat segera
mendekat dan melihat dengan jelas pemilik suara merdu dalam rimba
tersebut.
Tak
terasa sepenanak nasi Tilan diam terpaku ditempat tersebut belum usai
jua senandung perempuan itu akhirnya pemuda raksasa itu melangkah
mendekat dengan hati-hati agar kehadirannya tidak mengganggu perempuan
muda dengan tubuh besar namun berkulit bersih berambut panjang hitam
legam jika berdiri mungkin mencapai tumit kaki.
“siapa itu...” tegur wanita itu saat telinganya menangkap suara dari balik pohon dimana tilan berada.
“maafkan
saya nona, suara nona yang sendu membuat saya tertarik untuk mengetahui
siapa pemilik suara itu ternyata nona yang cantik ini adanya.” Jawab
tilan mengandung sebuah rayuan.dalam hatinya tialan berkata mungkin ini
jodoh yang di takdirkan oleh Sang Pencifta kepadaku.
“
saya bertanya siapa anda yang bersembunyi di balik pohon tanpa berani
datang terus terang dan tujuan anda sebenarnya apa .....? balas gadis
itu sedikit ketus.
“
baiklah nona namaku tilan ,aku datang dari curuk disebelah lembah sana “
sambil tangannya menunjuk dari mana dia datang “tujuanku bertapa minta
petunjuk kepada sang pencifta keberadaan jodoh saya .semua pertanyaan
nona sudah saya jawab sekarang saatnya saya minta tolong jelaskan siapa
nona ini adanya dan berasal dari mana .....?” lanjut tilan sembari balik
bertanya kepada wanita dihadapannya.
“
namaku ambar aku berasal dari daerah sebelah bukit ini orang tuaku
bernama mratung ,apalagi yang ingin kau ketahui tentang aku,”jawab ambar
mulai bersikap lunak pada pria yang baru dikenalnya .
Sikap
inilah yang membuat hati tilan sedikit lega karena awalnya ambar
bersikap ketus terhadap dirinya ada sebersit harap dalam diri tilan
mendapati sikap ambar yang berubah lunak terhadapnya.namun ada satu
kekagetan mendapati bahwa gadis yang ditemuinya adalah putri seorang tua
sakti yang pernah menemuinya dan masih menyisakan beberapa pertanyaan
yang belum dilontarkan padanya.
Sejenak
waktu pandangan Tilan beradu pada pandangan mata gadis yang baru
ditemuinya itu berdegup kencang memburu bercambur aduk dengan tingkah
yang agak tersipu begitu pula ambar ketika pandangan keduanya beradu
gadis tersebut menunjukan wajah merah semunya dan tertunduk malu.
“Ambar...!! “ teriak seseorang dengan suara yang menggelegar menerbangkan daun-daun kering
di tempat tersebut .begitu hebatnya bentakan yang disertai dengan
tenaga dalam tingkat tinggi itu membuat kedua muda-mudi yang sedang
asyik beradu pandang tersurut mundur sehingga jarak mereka semakin
berjauhan padahal keduanya belum sempat saling berkenalan .
belum
hilang keterkejutannya Tilan dikagetkan lagi dengan munculnya seorang
pemuda yang juga bertubuh besar yang juga mengenakan pakaian dari kulit
kayu yang di buat sedemikian rupa, berdiri tegak tidak jauh di hadapan
antara Ambar dan Tilan berdiri.
“siapa kamu ........?” pemuda yang baru datang sambil melototkan matanya pada orang dihadapannya.
‘Aku bernama tilan dan kisanak sendiri siapa jika aku boleh tau .......” jawab Tilan sembari bertanya.
“
perlu kau ketahui aku adalah putra dari Mratung penguasa wilayah ini
namaku Marlung dan perlu kau ketahui bahwa gadis yang ada di hadapanmu
itu adalah adik kandungku.......” jawab marlung mengenalkan siapa
sebenarnya.
“
o......Maafkan ketidak tahuan ku,dan saya tidak berbuat apa-apa
terhadap adik kisanak tadi ,kami baru saja bertemu dan baru berkenalan
di tempat ini “ sedikit terkejut Tilan jika yang datang dihadapannya ini
ternyata adalah kakak kandung gadis yang baru di jumpainya saat itu.
“ lalu apa maksud kedatanganmu ditempat ini .....? “ marlung sekali lagi melontarkan satu pertanyaannya.
“ Saya datang dari negri jauh di seberang ketempat
ini untuk melakukan tapabrata meminta petunjuk kepada Yang Maha
Esa,agar diberikan petunjuk dimana beradanya jodoh untuk hamba manusia
yang bertubuh besar ini ,ternyata tidak disangka di tempat ini hamba
dipertemukan dengan satu keluarga yang memiliki tubuh sama besar dengan
hamba yang kebetulan memiliki anak gadis juga sama besar dengan hamba.”
Jelas Tilan atas pertanyaan Marlung.
“lalu bagaimana maksudmu...?” ucap marlung lagi .
“ hamba bermaksud meminta ijin kepada ayah kisanak kelurga kisanak untuk menyunting anak kisanak “ jawab Tilan melanjutkan.
Mendengar ini wajah
Marlung tampak menunjukan wajah yang kurang senang sambil berkata “
Perlu kau ketahui hai anak muda jauh disebelah bukit sana “ sambil
menunjukan bukit yang jauh terlihat biru di ujung pemandangan mata “kami
tinggal satu kelompok manusia yang rata-rata memiliki tubuh sama besar
dengan kita,pergilah kesana disana akan kau jumpai manusia-manusia yang
sama besar dengan kita juga banyak anak-anak gadisnya yang dapat kau
persunting jika kau mau.namun jika kau bersikeras untuk mempersunting
adik kandungku kau harus berhadapan denganku dulu,untuk mengadu Ilmu
kanuragan agar kami tidak salah pilih menerimamu sebagai anggota
keluarga kami,selain itu kami belum tau kau dari mana dan dari keluarga
siapa.....?
Mendengar jawaban ini Tilan tampak termenung dan berfikir cukup lama dalam hatinya, hanya gadis inilah yang
ditunjukan oleh Yang Maha Kuasa kepadanya dan jika harus menghadapi
kakak kandungnya untuk mengadu olah kanuragan terpaksa harus dilakukan
jika itu yang harus menjadi salah satu syarat agar dapat mempersunting
Ambar.
“baiklah
jika hamba harus berhadapan dengan kisanak untuk mendapatkan Ambar itu
akan hamba lakukan karena hamba sudah terlanjur meyakini bahwa Ambarlah
gadis yang telah dikirimkan kepada hamba sebagai jawaban atas tapabrata
hamba di curuk dalam hutan sana “ akhirnya Tilan mengambil keputusan
untuk mengadu ilmu kanuragan dengan marlung untuk mendapatkan apa yang
selama ini dilakukannya di hutan tersebut.
Tiddak
beberapa lama keduanya sudah terlibat dalam pertempuran ilmu yang cukup
membuat kagum bagi yang melihatnya namun di mata Ambar itu adalah hal
yang sudah biasa karena ia dibesarkan pada dunia seperti ini.suasana
pertempuran tingkat tinggi ini menumbang banyak pohon akibat terkena
pukulan-pukulan tenaga dalam tinggi yang dimiliki oleh keduanya.
Pertempuran
di huatan itu berjalan berminggu-minggu bahkan hampir berbulan-bulan
lamanya hingga semakin lama semakin meluas lokasi pertempuran mereka
bahkan telah mendekati curuk dimana tempat Tilan melakukan tapa bratanya
.Pada suatu kesempatan keduanya sama-sama mengeluarkan ilmu tingkat
tinggi ,saat keduanya sama – sama mengangkat tangan tampak cahaya putih
menyilaukan mata sebatas siku yang kemudian dilontarkan dan beradu
,namun dari beradunya kedua hawa pukulan yang mengandung ilmu pukulan
tenaga dalam tinggi tersebut mengenai sebatang pohon besar yang berdiri
kokoh.Aneh.....pohon tersebut langsung hangus terbakar dan
roboh terbelah dua dengan warna yang berbeda belahan pertama roboh
kearah utara sedang yang sebelah lagi kearah selatan .Sebelah utara
berwarna merah sedangkan yang kesebelah selatan berwarna agak kehitaman.
Saat pertempuran keduanya telah berjalan hampir tiga
purnama masing-masing mengeluarkan ilmu malih rupa yang diyakini
merupakan ilmu pamungkasnya Tilan berubah wujudnya menyerupai seekor
ikan yang memiliki mulut yang lancip dan pada punggung memiliki
duri-duri tajam serta pada tubuhnya yang tidak bersisik sedangkan
marlung merubah ujudnya menjadi seekor belut yang besar namun memiliki
kepala yang menyerupai kepala ikan gabus dengan tubuh yang bulat panjang.
Keduanya
menceburkan diri kedalam curug dimana Tilan bertapa beberapa purnama
yang lewat .Di dalam curug tersebut keduanya saling belit dan tusuk
dengan senjata masing-masing sehingga air curug terlihat bergejolak
.pada saat itulah datang dua bapak dan anak Mratung dan Ambar .
Melihat
keadaan ini mratung jadi murka dan membentak keduanya “ hentikan....!”
.Namun keduanya tidak mendengarkan teriakan orang tua ini padahal
teriakan ini disertai dengan pengerahan tenaga dalam tinggi “
Hei...Hentiiiiiiikan !...” teriak martung untyuk yang kedua kalinya kali
ini pengerahan tenaga dalamnya ditingkatkan hingga tingkat terakhir
yang dimilikinya “ Namun keduanya seolah tidak mendengarkan teriakan ini
padahal dari teriakan ini berakibat pohon-pohon besar disekitar tempat
tersebut bergoyang hebat.
“
baiklah jika kalian tidak mau menghentikan perkelahiaan kalian jangan
salahkan aku jika kalian tidak mampu kembali keujud semula ....” sambil
mengangkat kedua tangannya mratung membacakan mantranya .tangannya
mengeluarkan cahaya keemasan yang tak berselang lama diarahkannya tangan
itu kedalam sebuah curug dimana telah terjadi pertempuran yang hebat
antara Tilan dan Marlung.
Sesaat air dalam cerug terlihat tenang Mratung mendekatinya dan memasukan kedua tangannya.memisahkan
keduanya sambil berkata “ selamanya ujud kalian akan seperti ini dan
kalian harus meninggalkan tempat ini dengan menggunakan kesaktian kalian
untuk mengeringkan curug ini agar tetap bersih tidak ternoda oleh bekas
luka tubuh-tubuh kalian yang bertempur disini “.
Akhirnya
keduanya memisahkan diri kearah utara dan selatan membuat jalan dengan
tenaga – tenaga yang tersisa dari pertempuran .Dari jalan yang dibuat
inilah terbentuk aliran sungai kedua arah, keutara saat ini dikenal
dengan nama sungai maliri yang banyak terdapat ikan malung dan di sungai
arah ini tidak akan ditemui ikan tilan sebaliknya sungai yang mengarah
keselatan dinamakan sungai pupuh yang banyak dijumpai ikan tilan namun disungai ini juga tidak akan ditemui ikan malung.
Dari
cerita orang-orang terdahulu diperbatasan gunung halat ini bisa ditemui
satu pohon besar yang bercabang dua namun berlainan jenis daunnya dan
hanya dapat dilihat oleh orang yang awas atau mempunyai ilmu kebathinan
yang tinggi.dan tempat tersebut saat ini menjadi salah satu perbatasan
antar kalimantan timur dan kalimantan selatan.
Selain
pada akhir-akhir ini terkadang masih dijumpai tanda-tanda adanya mahluk
yang berujud raksasa namun terlihat samar dan hanya orang-arang
tertentu saja yang menjumpai,di daerah sekitaran gunung halat tersebut
....@
0 komentar:
Posting Komentar